Harga Miyak Goreng Rakyat Kembali Melambung Tinggi, Ada Apa?

Nandang Sudrajat

HARI
ini minyak rakyat dengan merek minyak kita kembali melambung tinggi bahkan menyentuh harga jauh di atas HET. 

Lagi-lagi penyebabnya adalah kurangnya pemenuhan kewajiban DMO oleh para produsen minyak goreng dalam negeri. 

Karena mereka terlalu fokus mengejar target kuota ekspor sebesar 5,9 juta ton, sehingga cenderung kewajiban DMO untuk kebutuhan rakyat kurang terperhatikan. 

Sebenarnya kekhawatiran ini sudah penulis sampaikan pada tanggal 17 Desember tahun lalu, agar semua pihak sama sama mewaspadai. 

Karena mulai minggu ke dua Desember sesungguhnya minyak merek kita sudah mulai sulit diperoleh pedagang pasar. 

Waktu itu ada alasan karena kegiatan ekspor sudah selesai, maka kewajiban DMO pun kuotanya sudah habis. Ok lah waktu pertengahan Desember alasan itu masih bisa diterima, meski terdengar aneh.  

Kenapa aneh?? Karena harusnya kalau kegiatan eskpor selesai bukan berarti kewajiban pemenuhan dalam negeri selesai hanya karena patokan DMO. 

Artinya, bisa saja proyeksk DMO 30%, adalah proyeksi yang tidak valid  atau kurang perhitungannya. 

Sekarang manakala kegiatan ekspor sudah berjalan lagi, harusnya kuota DMO minyak rakyat  kembali mudah diperoleh. Ini malah naik signifikan di atas HET. 

Memang minggu kemarin pemerintah, dengan para produsen minyak goreng sudah mengadakan rapat membahas persoalan mulai kembali langkanya minyak goreng. 

Menurut Dirjen PKTN, para produsen berjanji, bahwa seminggu ke depan akan membanjiri pasaran. Ini sebuah janji yang aneh bin ajaib.

Bahkan mereka baru menyatakan siap kalau sudah dipanggil pemerintah. Apakah memang harus terus demikian, dimana tanggung jawab sosial mereka bagi kepentingan bangsa, negara dan rakyat.

Kita berdoa mudah mudahan seminggu lagi minyak goreng kembali normal, sesuai janji pra produsen minyak goreng.

 Jangan sampai rakyat yang masih belum pulih daya belinya kembali ditimpa oleh naiknya beberapa kebutuhan pokok pentingnya, setelah beras, telor, ayam dan lain lain, yang terus terjadi silih berganti.

Ibarat seperti festival satu sama lain tidak mau kalah berunjuk kemampuan. Apakah karena kurang pasokan, atau kelalaian kita?? 

Wallohualam bisshowab

Penulis: Nandang Sudrajat
*Ketua DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Provinsi Jawa Barat

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi SUARAPAREPARE.COM menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuaraparepare@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027