Mengenal Tradisi Pecah Kendi Bagi Masyarakat Jawa

Mengenal Tradisi Pecah Kendi Bagi Masyarakat Jawa (Ilustrasi). Pixabay.com

SUARA PAREPARE -
Pada kali ini kita akan membahas mengenai salah satu tradisi yang ada di Indonesia yaitu tradisi mecah kendi. 


Bagi kalian yang belum tahu pasti akan bertanya apasih yang dimaksud dengan tradisi mecah kendi itu? Tradisi mecah kendi adalah salah satu tradisi budaya yang memliki khas dan keunikan tersendiri.


Di setiap daerah terdapat tata cara dan bahan yang sedikit berbeda karena disetiap daerah meiliki keyakinan masing-masing. 

Baca Juga: Makna Tradisi Sedekah Laut Jawa Tengah Bentuk Rasa Syukur Bagi Nelayan

Namun pada dasarnya tradisi ini memiliki satu tujuan sama yaitu untuk melestarikan budaya yang sudah ada sejak dulu. Dalam sejarah tradisi ini berasal dari jawa, terutama dari daerah jawa timur dan jawa tengah. 


Biasanya tradisi ini dilakukan pada saat acara dalam rangka merayakan pernikahan, khitanan, atau acara adat lainnya. Biasannya tradisi ini melibatkan pemecahan kendi dengan memukulkan ke tanah atau benda keras lainnya sehingga kendi tersebut pecah menjadi beberapa potongan. 


Apakah tradisi mecah kendi harus di pecah? Pertanyaan tersebut pasti terngiang dalam fikiran kalian. Pada setiap daerah pasti memiliki cara yang berbeda, ada yang dilakukan dengan cara di pecah ataupun hanya sekedar menyiramkan airnya saja. Namu dilihat dari nama bahwa kendi tersebut pasti akan di pecah. 


Nama mecah kendi hanya menjadi acuan dari tradisi tersebut karena terdapat sumber atau patokan yang mereka anut. Pada masyarakat jawa khususnya menganut dari keraton dan mangkunegaran yang mana pada saat proses pelaksanaan dendi yang berisikan air tersebut akan di pecah. 


Makna lain dari pemecahan kendi tersebut pada saat pernikahan beranggapan dapat memecahkan pamor bagi pengantin putri dan dapat memecahkan nalar (pemikiran) bagi pengantin pria. Dalam filsafat jawa doa-doa dikiaskan dengan kendi tersebut. Namun pada dasarnya disetiap daearah pasti memiliki cirikhas masing-masing. 


Pada saat jaman majapahit kendi tersebut memang di pecah, dalam artian untuk membuka rejeki bagi masyarakat. Tradisi ini biasanya terdapat pelengkap yang menjadikan cirikhas dari tradisi ini seperti pisang raja, ayam, bunga, koin, beras dan sebagainya. 


Kemudian apasaja nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut?. Pertama, tradisi ini mengandung makna kesederhanaan. Kendi yang terbuat dari tanah liat melambangkan keadaan manusia yang sangat rapun dan mudah pecah. 


Dalam tradisi ini, manusia diajarkan agar saling menghargai dan menjaga kestabilan dalam kehidupan, karena kehidupan yang baik dan berkelimpah dapat pecah dan berubah menjadi sulit kapan saja. Kedua, tardisi ini mengandung nilai gotong royong. Pecah kendi sering dilakukan secara bersama-sama dalam sekelompok manusia. 


Dalam hal ini solidaritas dan kerja sama akan ditekankan. Dengan tindakan ini, dapa membantu dan meringankan dalam menghadapi kesulitan atau tantangan yang ada. Oleh karna itu kita sebagai penerus bangsa harus tahu akan budaya dan kearifan lokal yang termasuk warisan nenek moyang kita yang sangat berharga. 


Karena itu merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dari nenek moyang kita dan sudah menjadi tugas kita untuk melestaeikannya. Karna mau bagaimana juga tradisi tersebut merupakan aset negara yang harus kita jaga kearifan lokalnya.

Penulis: Hanan Andi Fahrezi
*Mahasiswa UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi SUARAPAREPARE.COM menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuaraparepare@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027