Studi Lapangan Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan di Desa Linggoasri

Studi Lapangan Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan di Desa Linggoasri 

SUARA PAREPARE
- Dalam kegiatan pengamatan sosial masyarakat di Desa Kutorojo, Mahasiswa UIN Gusdur mengamati sikap moderat masyarakat yang ada disana, September 2023 lalu.

Mengingat disana terdapat keyakinan yang berbeda-beda. Mahasiswa ingin mencari tau bagaimana kiat sukses meraka dalam hidup berdampingan dalam lingkungan yang berbeda dengan tema "Moderasi Beragama". Moderasi beragama bukanlah sekadar konsep teoritis ini adalah praktek aktif yang membantu mengatasi perpecahan antar agama dan membangun jembatan harmoni.

Desa Kutorojo adalah salah satu desa yang terletak di daerah, Kecamatan Kajen, Kabubaten Pekalongan, Jawa Tengah. 

Desa ini terletak sangat jauh dari pusat kota dan untuk menuju ke desa tersebut harus melewati akses jalan yang masih agak susah karena yang letak nya di daerah dataran tinggi. 

Desa Kutorojo memiliki wisata yang dinamai dengan “Goa Macan” yang dimana penduduk Desa Kutorojo mempercayai Goa itu sebagai pelindung bagi desa tersebut. Di desa tersebut memiliki beberapa kepecayaan atau agama yang berbeda-beda seperti agama Islam, Hindu dan kepercayaan (Ketuhanan yang Maha Esa).

Di Desa Kutorojo terdapat tiga keyakinan agama yaitu Islam, Hindu dan Ketuhanan yang Maha Esa . Dalam keberagaman tersebut tidak menjadi masalah yang besar karena mereka menjujung tinggi nilai toleransi demi terciptanya kerukunan bersama. 

Desa Kutorojo terdapat beragam agama dimana kegiatan keagamaannya rutin dilakukan sebagai contoh umat Islam melakukan rutinan tahlil keliling dari rumah ke rumah untuk mempererat tali silaturrahmi dan begitu pula dengan umat beragama Hindu yang melaksanakan hari nyepi.

"Saya sebagai kepala Desa Kutorojo, yang dulunya memeluk agama Hindu lalu bermualaf sekeluarga masuk ke agama Islam. Membuat saya berada di netral dan bermoderat, jika ditanya rukunnya warga disini tentu saya mengakui sangat baik, terlepas adanya perbedaan tidak membuat perpecahan untuk hidup saling berdampingan satu sama lain”. Ujar Waluyo selaku Kepala Desa Kutorojo.

Menariknya di Desa Kutorojo ada Masjid yang bersebelahan tepat dengan umat beragama Hindu. Usaha kepala desa guna menjaga kerukunan masyarakatnya beliau melakukan program menanam bersama di setiap RT nya. 

Toleransi di desa tersebut sangatlah kuat dan masyarakat di desa tersebut sangat ramah-ramah saling menghargai satu dengan yang lain. Adapun berbeda agama tetapi mereka tidak pernah membeda bedakan karena pada hakikatnya manusia adalah sama. 

Toleransi tercipta karena adanya kesadaran dari masing-masing individu, dari sikap saling menghargai antara perbedaan itu akan menciptakan kedamaian, kerukunan antar manusia.

Dengan begitu desa Kutorojo layak disebut "Desa Moderasi Beragama" karena tingginya toleransi yang tercipta disana. Desa Kutorejo bisa mencadi contoh teladan bagi desa-desa yang mempunyai keberagaman, justru seharusnya perbedaan itulah yang menjadi penyatuan dalam masyarakatnya.

Penulis : Nisa Fauziah Mahasiswi
*Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

Ikuti berita terbaru di Google News

Redaksi SUARAPAREPARE.COM menerima naskah opini dan rilis berita (citizen report).
Silahkan kirim ke email: redaksisuaraparepare@gmail.com atau Whatsapp +62856-9345-6027